Senin, 11 April 2011

Pahlawan Gunung


Pahlawan Gunung

Lulu si rubah kecil itu sangat bersemangat. Kontes besar “Pahlawan Gunung” akan berlangsung dihari berikutnya. Hewan yang paling kuat dan berani yang akan memenangkan kontes itu. Lulu ingin mengikuti kontes dan menjadi pemenangnya, sehingga ia akan menjadi hewan yang paling terkenal didunia.  Dengan teliti ia mengamati peta. Kontes “Pahlawan Gunung” akan diadakan di tempat yang paling tinggi, yaitu ditempat penyimpanan harta milik penyihir burung hantu Boran. Lulu akan mengalami perjalanan panjang esok hari. Ada baiknya jika kini Lulu beristirahat.
Malam ini Lulu tidak bisa tidur sampai larut malam. Dia melihat kearah jendela. Melihat puncak gunung yang tinggi dan jauh. Lulu berharap agar pagi segera datang. Agar ia dapat segera mengikuti kontes. Pagi pun datang. lulu segera bangun pagi, menggosok gigi dan mengambil sarapannya dengan cepat. Dia akan melakukan perjalanan panjang nanti. Jadi, ia mengambil banyak porsi makanan yang lezat, yang telah disiapkan oleh ibunya.
Lulu berjanji pada ibunya untuk berhati – hati dalam mengikuti kontes, dan akan kembali sebelum gelap kerumah. Akhirnya Lulu pun berangkat menuju kontes “Pahlawan Gunung”. Lulu bergegas menyusuri rerumputan didepan rumahnya. Dia melewati padang rumput dan berjalan mengelilingi bukit – bukit berbatu. Tiba – tiba Lulu sampai di persimpangan sungai, ia mendengar seseorang berteriak meminta pertolongan. Lulu memandang ke arah sekeliling dan melihat seekor kumbang yang jatuh kedalam sungai. Lulu berdiri ditepi sungai melihat kejadian itu. Tepi terlalu curam untuk seekor kumbang kecil naik. Kumbang itu melambaikan kaki dan antena dalam keadaan panik.
Lulu bertekad untuk menolong kumbang itu, tetapi ia tidak bisa menemukan sesuatu yang bisa dipakai untuk menolong. Lulu mendapat ide, dan akhirnya lulu menenggelamkan ekornya kedalam air sungai yang dingin dan menjulurkan ekornya agar kumbang dapat meraihnya. Dalam beberapa saat kumbang itu dapat meraih ekornya. Kemudian si kumbang berbaring di rumput untuk berjemur dibawah sinar matahari. Ia sangat lelah. Tapi bahagia juga karena telah diselamatkan. Lulu pun lelah, tetapi ia tak punya waktu untuk mengikuti kontes. Dia meremas ekornya, yang telah menjadi berat dengan air dan bergegas ke kontes.
Lulu kembali melanjutkan perjalanan. Tetapi ditengah perjalanan ia bertemu dengan seekor kelinci, kelinci itu menangis sedih, karena kehilangan salah satu sarung tangan dan tidak tahu bagaimana cara menemukan sarung tangannya yang hilang.
Lulu sebenarnya terburu-buru untuk kontes, tetapi ia memutuskan untuk membantu kelinci. Ia bergegas untuk mencari sarung tangan kelinci itu. Kelinci itu mengikutinya dengan harapan. Dengan cepat Lulu dapat menemukan sarungtangan si kelinci.  Kelinci itu sangat bahagia dan tersenyum melompat rumah dengan dua sarung tangannya dan Lulu pun bergegas ke gunung.
Sementara mendaki jalan gunung yang curam, Lulu bertemu tiga semut-pemadam kebakaran, membawa sebuah pintu baru untuk pos pengamatan semut , tiga semut itu tersentak untuk bernapas, karena keberatan membawa pintu.
Lulu memutuskan untuk membantu mereka, meskipun ia sudah terlambat untuk kontes. Dia mengambil pintu yang berat itu dan bersama-sama dengan semut membawanya ke atas gunung.
Akhirnya mereka tiba di pos pengamatan dari semut-petugas pemadam kebakaran dan dikelola bersama-sama untuk memperbaiki pintu di tempat yang benar. Semut duduk di tanah lelah dan puas. Lulu juga lelah, tetapi tidak ada waktu untuk beristirahat. Ia mengikuti jalan setapak, mendaki puncak.
Ketika ia naik puncak akhirnya, kontes berakhir. Beberapa anak panah, sasaran dan pedang yang tersebar di seluruh padang rumput puncak. Tetapi semua pahlawan telah pergi. Lulu duduk sedih di tanah. Dia begitu banyak ingin mengikuti kontes, tapi ia kehilangan segalanya.
            Tiba – tiba Lulu mendengar kepak sayap. Ia menengadah dan melihat burung hantu penyihir. Boran pun turun dan berbicara pada Lulu.
            “Jangan sedih Lulu, kau tidak perlu merasa bersedih seperti itu.”
“Lihatlah. Aku punya sesuatu yang istimewa untukmu.” Boran memberi Lulu kristal Pahlawan Gunung.
“Tapi... Kenapa? Aku tidak mengikuti kontes apapun.” Kata Lulu terkejut.
“Kau memang ketinggalan kontes ini karena kau sangat ingin membantu kumbang, kelinci, dan semut ketika dalam perjalanan. Kau adalah pahlawan sejati gunung. Kau berhak menerima kristal ini.”
Lulu senang sekali mendengar pernyataan Boran. Lulu pun pulang dengan membawa kristal pahlawan gunung dengan hati ceria. Sesampainya dirumah Lulu menceritakan semua yang terjadi padanya. Semua orang di rumah senang dan sangat bangga pada Lulu. Ibu Lulu terlihat bangga akan keberanian dan ketangguhan anaknya. Lulu ceria dengan apa yang terjadi hari ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar