Rabu, 13 April 2011

Vertigo



DEFINISI
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.

Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.
Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.


Benign Paroxysmal Positional Vertigo.

Benign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan penyakit yang sering ditemukan, dimana vertigo terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit.
Perubahan posisi kepala (biasanya terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling diatas tempat tidur atau menoleh ke belakang) biasanya memicu terjadinya episode vertigo ini.
Penyakit ini tampaknya disebabkan oleh adanya endapan kalsium di dalam salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam.

Vertigo jenis ini mengerikan, tetapi tidak berbahaya dan biasanya menghilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
Tidak disertai hilangnya pendengaran maupun telinga berdenging.
PENYEBAB
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam.
Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak.

Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.

Penyebab umum dari vertigo:
  1. Keadaan lingkungan
    - Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
  2. Obat-obatan
    - Alkohol
    - Gentamisin
  3. Kelainan sirkulasi
    - Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
  4. Kelainan di teling
    - Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
    - Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
    - Herpes zoster
    - Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
    - Peradangan saraf vestibuler
    - Penyakit Meniere
  5. Kelainan neurologis
    - Sklerosis multipel
    - Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
    - Tumor otak
    - Tumor yang menekan saraf vestibularis.
GEJALA
Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak atau berputar; atau penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar.
DIAGNOSA
Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo.

Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam teling.

Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.

Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran.

Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf.

Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.

Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin.

Skopolamin">
Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit.

Kanker Rahim



DEFINISI
Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).

Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 taun.
Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).

PENYEBAB
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen.
Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.

Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit).
Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapat dijelaskan mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.

Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
  1. Usia
    Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.
  2. Hiperplasia endometrium
  3. Terapi Sulih Hormon (TSH)
    TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke.
    Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.
    Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron melindungi rahim.
  4. Obesitas
    Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obes.
  5. Diabetes (kencing manis)
  6. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  7. Tamoksifen
    Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.
    Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.
  8. Ras
    Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
  9. Kanker kolorektal
  10. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
  11. Menopause setelah usia 52 tahun
  12. Tidak memiliki anak
  13. Kemandulan
  14. Penyakit ovarium polikista
  15. Polip endometrium.

GEJALA
Gejalanya bisa berupa:
  • Perdarahan rahim yang abnormal

  • Siklus menstruasi yang abnormal

  • Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)

  • Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause

  • Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)

  • Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

  • Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)

  • Nyeri atau kesulitan dalam berkemih

  • Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

    Kanker rahim


  • DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
  • Pemeriksaan panggul

  • Pap smear

  • USG transvagina

  • Biopsi endometrium.

    Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan berikut:
    - Pemeriksaan darah lengkap
    - Pemeriksaan air kemih
    - Rontgen dada
    - CT scan tulang dan hati
    - Sigmoidoskopi
    - Limfangiografi
    - Kolonoskopi
    - Sistoskopi.


    Staging (Menentukan stadium kanker)

  • Stadium I : kanker hanya tumbuh di badan rahim

  • Stadium II : kanker telah menyebar ke leher rahim (serviks

  • Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam rongga panggul dan belum menyerang kandung kemih maupun rektum. Kelenjar getah bening panggul mungkin mengandung sel-sel kanker.

  • Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau kanker telah menyebar ke luar rongga panggul.


  • PENGOBATAN
    Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita.

    Metode pengobatan:
    1. Pembedahan
      Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
      Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
      Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya.

    2. Terapi penyinaran (radiasi)
      Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
      Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari.
      Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).

      Ada 2 jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati kanker rahim:
      - Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal tidak ada zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh.
      - Radiasi internal : digunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama beberapa hari. Selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di rumah sakit.

    3. Kemoterapi Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.
      Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap terapi hormonal.
      Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
      Terapi hormonal dilakukan pada:
      - penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun terapi penyinaran
      - penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya
      - penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
      Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.

    Efek samping pengobatan kanker

    Pengobatan kanker bisa menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan yang sehat, karena itu bisa menimbulkan beberapa efek samping yang tidak diharapkan.
    Efek samping tersebut tergantung kepada berbagai faktor, diantaranya jenis dan luasnya pengobatan.

    Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri dan merasa sangat lelah. Kebanyakan penderita akan kembali menjalani aktivitasnya yang normal dalam waktu 4-8 minggu setelah pembedahan.
    Beberapa penderita mengalami mual dan muntah serta gangguan berkemih dan buang air besar.

    Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami menstruasi dan tidak dapat hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat, maka penderita juga mengalami menopause. Hot flashes dan gejala menopause lainnya akibat histerektomi biasanya lebih berat dibandingkan dengan gejala yang timbul karena menopause alami.

    Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan seksual. Penderita merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual.

    Histerektomi
    Histerektomi

    Efek samping dari terapi penyinaran sangat tergantung kepada dosis dan bagian tubuh yang disinari.
    Biasanya kulit menjadi kering dan merah, rambut di daerah yang disinari mengalami kerontokan, nafsu makan berkurang dan kelelahan yang luar biasa.
    Beberapa penderita merasakan gatal-gatal, kekeringan dan perih pada vaginanya.
    Penyinaran juga menyebabkan diare atau sering berkemih.
    Radiasi juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sel darah putih.

    Wanita yang mengkonsumsi progesteron bisa mengalami peningkatan nafsu makan, penimbunan cairan dan penambahan berat badan. Jika masih mengalami menstruasi, maka siklusnya bisa mengalami perubahan.

    PENCEGAHAN
    Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara rutin, untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
    Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsi endometrium).

    Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks)


     
    DEFINISI
    Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

    Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
    90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.

    PENYEBAB
    Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali.
    Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.

    Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
    1. HPV (human papillomavirus)
      HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
    2. Merokok
      Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
    3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
    4. Berganti-ganti pasangan seksual
    5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
    6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
    7. Gangguan sistem kekebalan
    8. Pemakaian pil KB
    9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
    10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)

    Keadaan Prekanker Pada Serviks

    Sel-sel pada permukaan serviks kadang tampak abnormal tetapi tidak ganas.
    Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker.
    Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prekanker, yang bisa berubah menjadi kanker.

    Saat ini telah digunakan istilah yang berbeda untuk perubahan abnormal pada sel-sel di permukaan serviks, salah satu diantaranya adalah lesi skuamosa intraepitel (lesi artinya kelainan jaringan, intraepitel artinya sel-sel yang abnormal hanya ditemukan di lapisan permukaan).

    Perubahan pada sel-sel ini bisa dibagi ke dalam 2 kelompok:
    1. Lesi tingkat rendah : merupakan perubahan dini pada ukuran, bentuk dan jumlah sel yang membentuk permukaan serviks. Beberapa lesi tingkat rendah menghilang dengan sendirinya. Tetapi yang lainnya tumbuh menjadi lebih besar dan lebih abnormal, membentuk lesi tingkat tinggi.
      Lesi tingkat rendah juga disebut displasia ringan atau neoplasia intraepitel servikal 1 (NIS 1).
      Lesi tingkat rendah paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 25-35 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada semua kelompok umur.
    2. Lesi tingkat tinggi : ditemukan sejumlah besar sel prekanker yang tampak sangat berbeda dari sel yang normal.
      Perubahan prekanker ini hanya terjadi pada sel di permukaan serviks. Selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak akan menjadi ganas dan tidak akan menyusup ke lapisan serviks yang lebih dalam.
      Lesi tingkat tinggi juga disebut displasia menengah atau displasia berat, NIS 2 atau 3, atau karsinoma in situ.
      Lesi tingkat tinggi paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 30-40 tahun.

    Jika sel-sel abnormal menyebar lebih dalam ke dalam serviks atau ke jaringan maupun organ lainnya, mada keadaannya disebut kanker serviks atau kanker serviks invasif.
    Kanker serviks paling sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun.

    GEJALA
    Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.

    Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
    - Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
    - Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
    - Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.

    Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
    - Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
    - Nyeri panggul, punggung atau tungkai
    - Dari vagina keluar air kemih atau tinja
    - Patah tulang (fraktur).

    Kanker serviks

    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
    1. Pap smear
      Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari 50%.
      Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
      Hasil pemeriksaan Pap smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
      - Normal
      - Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
      - Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
      - Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
      - Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).

      Pap smear
      Pap smear

    2. Biopsi
      Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.

    3. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)

    4. Tes Schiller
      Serviks diolesi dengan lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
    Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan beberapa pemeriksan berikut:
    - Sistoskopi
    - Rontgen dada
    - Urografi intravena
    - Sigmoidoskopi
    - Skening tulang dan hati
    - Barium enema.

    PENGOBATAN
    Pengobatan lesi prekanker

    Pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor berikut:
    - tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
    - rencana penderita untuk hamil lagi
    - usia dan keadaan umum penderita.

    Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.

    Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:

  • Kriosurgeri (pembekuan)




  • Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)




  • Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya




  • LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.
    Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri lainnya, perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina.

    Pada beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.


    Pengobatan untuk kanker serviks

    Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.
    1. Pembedahan

      Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP.
      Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
      Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan.
      Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi.

      Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening.
      Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

    2. Terapi penyinaran

      Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul.
      Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
      Ada 2 macam radioterapi:
      - Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
      Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
      - Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks.
      Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
      Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
      - iritasi rektum dan vagina
      - kerusakan kandung kemih dan rektum
      - ovarium berhenti berfungsi.

    3. Kemoterapi

      Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
      Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.

      Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.

    4. Terapi biologis

      Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.
      Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
      Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
    Efek samping pengobatan

    Selain membunuh sel-sel kanker, pengobatan juga menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang sehat sehingga seringkali menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
    Efek samping dari pengobatan kanker sangat tergantung kepada jenis dan luasnya pengobatan. Selain itu, reaksi dari setiap penderita juga berbeda-beda.

    Metoda untuk membuang atau menghancurkan sel-sel kanker pada permukaan serviks sama dengan metode yang digunakan untuk mengobati lesi prekanker.
    Efek samping yang timbul berupa kram atau nyeri lainnya, perdarahan atau keluar cairan encer dari vagina.

    Beberapa hari setelah menjalani histerektomi, penderita bisa mengalami nyeri di perut bagian bawah. Untuk mengatasinya bisa diberikan obat pereda nyeri.
    Penderita juga mungkin akan mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk membantu pembuangan air kemih bisa dipasang kateter.
    Beberapa saat setealh pembedahan, aktivitas penderita harus dibatasi agar penyembuhan berjalan lancar. Aktivitas normal (termasuk hubungan seksual) biasanya bisa kembali dilakukan dalam waktu 4-8 minggu.

    Setelah menjalani histerektomi, penderita tidak akan mengalami menstruasi lagi. Histerektomi biasanya tidak mempengaruhi gairah seksual dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual.
    Tetapi banyak penderita yang mengalami gangguan emosional setelah histerektomi. Pandangan penderita terhadap seksualitasnya bisa berubah dan penderita merasakan kehilangan karena dia tidak dapat hamil lagi.

    Selama menjalani radio terapi, penderita mudah mengalami kelelahan yang luar biasa, terutama seminggu sesudahnya.
    Istirahat yang cukup merupakan hal yang penting, tetapi dokter biasanya menganjurkan agar penderita sebisa mungkin tetap aktif.

    Pada radiasi eksternal, sering terjadi kerontokan rambut di daerah yang disinari dan kulit menjadi merah, kering serta gatal-gatal. Mungkin kulit akan menjadi lebih gelap.
    Daerah yang disinari sebaiknya mendapatkan udara yang cukup, tetapi harus terlindung dari sinar matahari dan penderita sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang bisa mengiritasi daerah yang disinari.

    Biasanya, selama menjalani radio terapi penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual.
    Kadang setelah radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan kurang lentur, sehingga bisa menyebabkan nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Untuk mengatasi hal ini, penderita diajari untuk menggunakan dilator dan pelumas dengan bahan dasar air.
    Pada radioterapi juga bisa timbul diare dan sering berkemih.

    Efek samping dari kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis obat yang digunakan. Selain itu, efek sampingnya pada setiap penderita berlainan.
    Biasanya obat anti-kanker akan mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh).
    Jika sel darah terkena pengaruh obat anti-kanker, penderita akan lebih mudah mengalami infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan tenaga.

    Sel-sel pada akar rambut dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan juga membelah dengan cepat.
    Jika sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi, penderita akan mengalami kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, mual, muntah atau luka terbuka di mulut.

    Terapi biologis bisa menyebabkan gejala yang menyerupai flu, yaitu menggigil, demam, nyeri otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare.
    Kadang timbul ruam, selain itu penderita juga bisa mudah memar dan mengalami perdarahan.




  • PENCEGAHAN
    Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
    1. Mencegah terjadinya infeksi HPV
    2. Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
    Pap smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks.
    Pada pemeriksaan Pap smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal).
    Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa.
    24 jam sebelum menjalani Pap smear, sebaiknya tidak melakukan pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon.
    Pap smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prekanker pada serviks.
    Jika hasil Pap smear menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsi

    Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:

  • Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun




  • Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin




  • Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB




  • Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena kanker




  • Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal




  • Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker serviks.

    Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya:
    - Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual.
    - Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin
    - Jangan berganti-ganti pasangan seksual
    - Berhenti merokok.

    Pemeriksaan panggul setiap tahun (termasuk Pap smear) harus dimulai ketika seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual atau pada usia 20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi.

    Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa vitamin A berperan dalam menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel, seperti yang terjadi pada permukaan serviks.



  • Kanker Payudara



    DEFINISI
    Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

    Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

    Terdapat beberapa jenis kanker payudara:
    1. Karsinoma in situ
      Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
    2. Karsinoma duktal
      Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu.
      Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal.
      Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause.
      Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi).
      Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
      Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
    3. Karsinoma lobuler
      Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause.
      Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain.
      Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).
    4. Kanker invasif
      Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya).
      Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
    5. Karsinoma meduler
      Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
    6. Karsinoma tubuler
      Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
    Kelenjar susu

    PENYEBAB
    Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.
    Beberapa faktor resiko tersebut adalah:
    1. Usia.
      Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
    2. Pernah menderita kanker payudara.
      Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara.
      Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
    3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
      Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
    4. Faktor genetik dan hormonal.
      Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar.
      Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2.
      Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan.
      Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
    5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
      Resiko menderita kanker payudara agak lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia atipik).
    6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
      Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun.
      Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara
    7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
      Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan.
      Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
    8. Obesitas pasca menopause.
      Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
    9. Pemakaian alkohol.
      Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
    10. Bahan kimia.
      Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
    11. DES (dietilstilbestrol).
      Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
    12. Penyinaran.
      Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
    13. Faktor resiko lainnya.
      Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
    GEJALA
    Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.

    Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit.
    Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.

    Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

    Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
    - Benjolan atau massa di ketiak
    - Perubahan ukuran atau bentuk payudara
    - Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
    - Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
    - Payudara tampak kemerahan
    - Kulit di sekitar puting susu bersisik
    - Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
    - Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .

    Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.


    Penyaringan

    Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting untuk melakukan penyaringan.
    Beberapa prosedur yang digunakan untuk penyaringan kanker payudara:
    1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
      Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini.
      Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).
    2. Mammografi.
      Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara.
      Para ahli menganjurkan kepada setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap 1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.
    3. USG payudara.
      USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.
    4. Termografi.
      Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
    SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
    1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.
    2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
    3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
    4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
      Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
      Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
    5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu.
      Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
    6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
      Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
    Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

    SADARI
    SADARI
    SADARI

    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan berikut:

  • Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara untuk diperiksa dengan mikroskop)




  • Rontgen dada




  • Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi hati dan penyebaran kanker




  • Skening tulang (dilakukan jika tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah bening)




  • Mammografi




  • USG payudara.


    Staging (Penentuan Stadium Kanker)

    Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan, follow-up dan menentukan prognosis.
    Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):
    - Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam jaringan payudara yang normal
    - Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara
    - Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
    - Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
    - Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketah ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
    - Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang dada
    - Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.

    Selain stadium kanker, terdapat faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan dan prognosis:




  • Jenis sel kanker




  • Gambaran kanker




  • Respon kanker terhadap hormon
    Kanker yang memiliki reseptor estrogen tumbuh secara lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada wanita pasca menopause.




  • Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara.




  • PENGOBATAN
    Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi.
    Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

    Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.
    Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.


    Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir

    Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor.
    Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).

    Pembedahan breast-conserving
    1. Lumpektomi : pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
    2. Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak
    3. Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara.
    Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker.
    Keuntungan utama dari pembedahan breast-conserving ditambah terapi penyinaran adalah kosmetik.
    Biasanya efek samping dari penyinaran tidak menimbulkan nyeri dan berlangsung tidak lama. Kulit tampak merah atau melepuh.

    Mastektomi
    1. Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh.
      Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar luar ke dalam saluran air susu, karena jika dilakukan pembedahan breast-conserving, kanker sering kambuh.
    2. Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar getah bening atau modifikasi mastektomi radikal : seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit, disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
    3. Mastektomi radikal : seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat.
    Terapi penyinaran yang dilakukan setelah pembedahan, akan sangat mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar getah bening di sekitarnya.

    Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
    Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari 1,3 cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan sebelum pembedahan.

    Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral (pengangkatan kedua payudara).
    Hanya 25% karsinoma lobuler yang berkembang menjadi kanker invasif sehingga banyak penderita yang memilih untuk tidak menjalani pengobatan.
    Jika penderita memilih untuk menjalani pengobatan, maka dilakukan mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara yang sama dengan karsinoma lobuler.
    Jika penderita menginginkan pengobatan selain mastektomi, maka diberikan obat penghambat hormon yaitu Tamoxifen.

    Setelah menjalani mastektomi simplek, kebanyakan penderita karsinoma duktal in situ tidak pernah mengalami kekambuhan.
    Banyak juga penderita yang menjalani lumpektomi, kadang dikombinasi dengan terapi penyinaran.

    Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang terjadi. Payudara tampak seperti terinfeksi, teraba hangat, merah dan membengkak.
    Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.

    Rekonstruksi payudara

    Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
    Rekonstruksi bisa dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari.

    Akhir-akhir ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran darah.

    Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon

    Kemoterapi dan obat penghambat hormon seringkali diberikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun.
    Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita.
    Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Tetapi tanpa pembedahan maupun penyinara, obat-obat tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara.

    Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya sementara.
    Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita.
    Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan perdarahan.
    Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.

    Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan.
    Tamoxifen secara kimia berhubungan dengan esrogen dan memiliki beberapa efek yang sama dengan terapisulih hormon (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit jantung serta meningkatkan resiko terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen tidak mengurangi hot flashes ataupun merubah kekeringan vagina akibat menopause.


    Pengobatan kanker payudara yang telah menyebar

    Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak dan kulit.
    Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.

    Penderita kanker payudara yang telah menyebar tetapi tidak menunjukkan gejala biasanya tidak akan memperoleh keuntungan dari pengobatan. Akibatnya pengobatan seringkali ditunda sampai timbul gejala (misalnya nyeri) atau kanker mulai memburuk.
    Jika penderita merasakan nyeri, diberikan obat penghambat hormon atau kemoterapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
    Tetapi jika kanker hanya ditemukan di tulang, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker tulang dan kanker yang telah menyebar ke otak.

    Obat penghambat hormon lebih sering diberikan kepada:
    - kanker yang didukung oleh estrogen
    - penderita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama lebih dari 2 tahun setelah terdiagnosis - kanker yang tidak terlalu mengancam jiwa penderita.
    Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40 tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause.

    Tamoxifen memiliki sedikit efek samping sehngga merupakan obat pilihan pertama.
    Selain itu, untuk menghentikan pembentukan estrogen bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat ovarium (indung telur) atau terapi penyinaran untuk menghancurkan ovarium.

    Jika kanker mulai menyebar kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pemberian obat penghambat hormon, maka digunakan obat penghambat hormon yang lain.
    Aminoglutetimid adalah obat penghambat hormon yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang. Hydrocortisone (suatu hormon steroid) biasanya diberikan pada saat yang bersamaan, karena aminoglutetimid menekan pembentukan Hydrocortisone alami oleh tubuh.

    Kemoterapi yang paling efektif adalah cyclophosphamide, doxorubicin, paclitaxel, dosetaxel, vinorelbin dan mitomycin C. Obat-obat ini seringkali digunakan sebagai tambahan pada pemberian obat penghambat hormon.


    PROGNOSIS

    Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.
    Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:
    - 95% untuk stadium 0
    - 88% untuk stadium I
    - 66% untuk stadium II
    - 36% untuk stadium III
    - 7% untuk stadium IV.

    PENCEGAHAN
    Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan.
    Beberapa ahli diet dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi angka kejadian kanker.

    Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium dini.
    SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.

    Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi resiko kanker payudara, yaitu tamoksifen dan raloksifen. Keduanya adalah anti estrogen di dalam jaringan payudara.
    Tamoksifen telah banyak digunakan untuk mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker payudara.
    Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.

    Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).

    Bagaimana terjadinya Kanker??

    DEFINISI
    BAGAIMANA TERJADINYA KANKER

    Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur.

    Kanker bisa terjdi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ.
    Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh.

    Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

    Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas.
    Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
    Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

    Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas.
    Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

    Dalam suatu proses dimana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas, pada akhirnya DNA dari sel tersebut akan mengalami perubahan.
    Perubahan dalam bahan genetik sel sering sulit ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari adanya suatu perubahan dalam ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu.
    Misalnya suatu kromosom abnormal yang disebut kromosom Philadelphia ditemukan pada sekitar 80% penderita leukemia mielositik kronik.
    Perubahan genetik juga telah ditemukan dalam tumor otak dan kanker usus besar, payudara, paru-paru dan tulang.

    Mungkin diperlukan serangkaian perubahan kromosom untuk terjadinya kanker.
    Penelitian pada poliposis familial usus besar (kelainan usus herediter berupa pertumbuhan polip yang berubah menjadi ganas), telah membawa kita kepada suatu dugaan bagaimana hal ini terjadi pada kanker usus besar.
    Lapisan usus besar yang normal mulai tumbuh secara aktif (hiperproliferasi), karena sel-selnya tidak lagi memiliki gen penekan pada kromosom 5 yang dalam keadaan normal mengendalikan pertumbuhan lapisan tersebut.
    Selanjutnya perubahan yang ringan dalam DNA mempermudah terbentuknya adenoma (tumor jinak).
    Gen lainnya (onkogen RAS) menyebabkan adenoma tumbuh lebih aktif.
    Hilangnya gen penekan pada kromosom 18 selanjutnya akan merangsang adenoma dan pada akhirnya hilangnya gen pada kromosom 17 akan merubah adenoma yang jinak menjadi kanker.
    Perubahan tambahan lainnya bisa menyebabkan kanker menyebar luas ke seluruh tubuh (metastase).

    Pada saat sebuah sel menjadi ganas, sistem kekebalan sering dapat merusaknya sebelum sel ganas tersebut berlipatganda dan menjadi suatu kanker.
    Kanker cenderung terjadi jika sistem kekebalan tidak berfungsi secara normal, seperti yang terjadi pada penderita .AIDS, orang-orang yang menggunakan obat penekan kekebalan dan pada penyakit autoimun tertentu.
    Tetapi sistem kekebalan tidak selalu efektif, kanker dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.


    Karsinogen : Bahan Kimia Yg Dapat Menyebabkan Kanker


    Bahan Kimia Jenis Kanker
    Arsen Paru-paru
    Asbes Paru-paru, pleura
    Amin aromatik Kandung kemih
    Benzen Leukemia
    Krom Paru-paru
    Nikel Paru-paru, sinus hidung
    Vinil klorida Hati
    Alkohool Kerongkongan, mulut, tenggorokan
    Sirih Mulut, tenggorokan
    Tembakau Kepala, leher, paru-paru, kerongkongan, kandung kemih
    Agen alkilating Leukemia, kandung kemih
    Dietilstilbestrol Hati, vagina (jika pemaparan terjadi sebelum lahir)
    Oksimetolon Hati
    Torotras Pembuluh darah



    FAKTOR RESIKO KANKER

    Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.

    Salah satu yang penting adalah riwayat keluarga.
    Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya.
    Misalnya resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.

    Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan pada beberapa kelompok etnik dan keluarga.
    Wanita dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80-90% untuk menderita kanker payudara dan 40-50% untuk menderita kanker indung telur.
    Para peneliti telah menemukan bahwa 1% dari wanita Yahudi Ashkenazi memiliki mutasi gen ini.

    Kanker lainnya yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.

    Kelainan kromosom meningkatkan resiko terjadinya kanker.
    Misalnya seseorang dengan sindroma Down, yang memiliki 3 buah kromosom 21, memiliki resiko 12-20 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia akut.

    Sejumlah faktor lingkungan meningkatkan resiko terjadinya kanker.
    Salah satunya yang paling penting adalah merokok sigaret. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan kandung kemih.

    Pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari, menyebabkan kanker kulit.

    Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar X, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
    Misalnya orang yang selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya leukemia.

    Pemaparan oleh uranium pada pekerja tambang telah dihubungkan dengan terjadinya kanker paru-paru 10-20 tahun kemudian, resiko semakin tinggi jika para penambang juga merokok.

    Pemaparan jangka panjang terhadap radiasi ionisasi mempengaruhi seseorang untuk menderita kanker sel darah, termasuk leukemia akut.

    Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan.
    Diet tinggi serat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar.
    Diet yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.
    Mengurangi lemak sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar, payudara dan protat.
    Peminum alkohol memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.

    Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan bahan kimia lainnya banyak yang dicurigai sebagai penyebab kanker.
    Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah beberapa tahun kemudian.
    Misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker pleura).
    Resiko ini akan lebih besar jika pekerja asbes juga adalah seorang perokok sigaret.

    Resiko terjadinya kanker juga bervariasi berdasarkan tempat tinggal seseorang.
    Resiko terjadinya kanker usus besar dan payudara di Jepang adalah rendah, tetapi resiko ini meningkat pada orang-orang Jepang yang tinggal di Amerika dan pada akhirnya akan memiliki resiko yang sama besarnya dengan penduduk Amerika lainnya.
    Orang Jepang memiliki angka kejadian kanker lambung yang sangat tinggi; tetapi pada orang Jepang yang lahir di Amerika angka ini lebih rendah.
    Variasi geografik dalam resiko kanker ini agaknya melibatkan banyak faktor, yaitu gabungan dari genetik, makanan dan lingkungan.

    Beberapa virus menyebabkan kanker pada manusia dan virus lainnya dicurigai sebagai penyebab kanker.
    Virus papilloma yang menyebabkan kutil genitalis agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
    Virus sitomegalo menyebabkan sarkoma Kaposi.
    Virus hepatitis B bisa menyebabkan kanker hati, meskipun karsinogen ataupun promotornya tidak diketahui.
    Di Afrika, virus Epstein-Barr menyebabkan limfoma Burkitt, sedangkan di Cina virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Jelas terlihat, bahwa beberapa faktor tambahan (lingkungan atau genetik), diperlukan untuk terjadinya kanker yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.
    Beberapa virus retro manusia, misalnya virus HIV, menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.

    Infeksi oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Tetapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
    Infeksi oleh Clonorchis, yang terutama banyak ditemukan di Timur Jauh, bisa menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.


    EPIDEMIOLOGI KANKER

    Resiko kanker telah berubah. Kanker yang tadinya sering ditemukan sekarang jarang terjadi.

    Misalnya pada tahun 1930 kanker lambung di AS 4 kali lebih sering ditemukan daripada sekarang. Mungkin hal ini disebabkan karena sekarang ini orang lebih sedikit mengkonsumsi makanan yang diasap atau diasamkan.
    Sementara itu angka kejadian kanker paru-paru di AS pada tahun 1930 adalah 5 dari setiap 100.000 orang meningkat menjadi 114 dari setiap 100.000 pada tahun 1990, dan angka kejadian ini melambung tinggi pada wanita. Perubahan ini hampir bisa dipastikan merupakan akibat dari meningkatnya pemakaian rokok sigaret. Merokok sigaret juga menyebabkan meningkatnya kanker mulut.

    Usia merupakan faktor yang penting dalam terjadinya kanker.
    Beberapa kanker, misalnya tumor Wilms, leukemia limfositik akut dan limfoma Burkitt, banyak menyerang usia muda. Mengapa hal ini terjadi, masih belum sepenuhnya dimengerti, tetapi salah satu faktor yang berperan adalah kecenderungan genetik.

    Tetapi sebagian besar kanker banyak terjadi pada usia lanjut.
    Kanker prostat, lambung dan usus besar, kemungkinan besar terjadi setelah usia 60 tahun.
    Di AS, lebih dari 60% dari kanker terdiagnosis pada penderita yang berusia diatas 65 tahun.
    Secara keseluruhan, resiko terjadinya kanker di AS meningkat 2 kali lipat setiap 5 tahun setelah usia 25 tahun.

    Meningkatnya resiko kanker mungkin merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

    Tumor Usus Halus


     
    DEFINISI
    Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak.
    Tumor ganas yang kurang sering ditemukan meliputi karsinoma, limfoma dan tumor karsinoid.


    TUMOR JINAK

    Tumor jinak pada usus halus meliputi:
    - Lipoma (sel-sel lemak)
    - Neurofibroma (sel-sel saraf)
    - Fibroma (jaringan ikat)
    - Leiomioma (sel-sel otot).

    Kebanyakan tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar bisa menyebabkan terdapatnya darah salam tinja, penyumbatan usus (sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke usus yang berada di depannya (intususepsi).

    Bisa dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk mengamati tumor dan mengambil contoh untuk pemeriksaan mikroskopik.
    Foto rontgen barium dapat menunjukkan seluruh usus halus dan bisa digunakan untuk menggambarkan keadaan tumor.

    Arteriografi (foto rontgen yang diambil setelah zat warna disuntikkan ke dalam pembuluh darah) bisa dilakukan pada pembuluh darah usus, terutama bila tumornya berdarah.
    Teknetium radioaktif bisa disuntikkan ke dalam pembuluh darah dan dilihat hasilnya pada foto rontgen. Prosedur ini membantu menentukan lokasi dari tumor yang berdarah.

    Perdarahan kemudian dikoreksi dengan pembedahan.
    Pertumbuhan kecil bisa dihancurkan melalui endoskopi dengan elektrokauter, panas atau fototerapi laser.

    Untuk pertumbuhan yang besar, mungkin perlu dilakukan pembedahan.


    TUMOR GANAS

    Karsinoma pada usus halus jarang terjadi. Tetapi lebih sering terjadi pada penderita penyakit Crohn di usus halus.

    Limfoma, kanker yang terjadi pada sistem getah bening, bisa tumbuh pada bagian tengah usus halus (jejunum) atau bagian bawah usus halus (ileum).
    Limfoma bisa menyebabkan bagian usus menjadi kaku dan memanjang. Kanker ini lebih sering ditemukan pada penderita penyakit seliak.

    Usus halus, terutama ileum, adalah bagian yang paling sering terkena tumor karsinoid.
    Tumor bisa menyebabkan penyumbatan dan perdarahan ke dalam usus, yang bisa menimbulkan gejala berupa darah dalam tinja, nyeri kram perut, perut menggelembung dan muntah.
    Tumor karsinoid bisa mengeluarkan hormon yang menyebabkan diare dan kemerahan di kulit.

    Diagnosis kanker usus halus dibuat berdasarkan hasil foto rontgen barium, endoskopi atau pembedahan eksplorasi.

    Pengobatan terbaik adalah pengangkatan tumor.


    Sarkoma Kaposi

    Sarkoma Kaposi yang sangat ganas, terutama terjadi di Afrika dan pada penerima organ cangkokan serta penderita AIDS.
    Tumor ini bisa dimulai di bagian usus mana saja, tetapi biasanya dimulai dari lambung, usus halus atau di akhir usus besar.

    Walaupun biasanya tidak menimbulkan gejala, penderita bisa mengalami diare dan tinjanya bisa mengandung protein dan darah.
    Bisa terjadi intususepsi (masuknya sebagian usus ke dalam usus di dekatnya), cenderung menyumbat usus dan menghentikan aliran darah ke usus, sehingga perlu dilakukan pembedahan darurat.

    Sarkoma Kaposi juga bisa muncul sebagai bintik merah keunguan di kulit.

    Untuk memperkuat diagnosis, perlu dilakukan pembedahan eksplorasi.

    Pengobatannya adalah pengangkatan tumor melalui pembedahan.

    Kanker Lambung

    DEFINISI
    Tumor jinak di lambung agaknya tidak menimbulkan gejala atau masalah medis. Tetapi kadang-kadang, beberapa mengalami perdarahan atau berkembang menjadi kanker.

    Sekitar 99% kanker lambung adalah adenokarsinoma.
    Kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma.

    Kankler lambung lebih sering terjadi pada usia lanjut.
    Kurang dari 25 % kanker tertentu terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
    Di Cina, Jepang, Cili dan Iceland, kanker lambung sering sekali ditemukan.
    Di AS, lebih sering terjadi pada orang miskin, orang kulit hitam dan orang yang tinggal di utara. Dan merupakan penyebab kematian no 7, yang terjadi pada sekitar 8 dari setiap 100.000 orang.

    PENYEBAB
    Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan lambung meradang. Tetapi banyak ahli yakin bahwa peradangan adalah akibat dari kanker lambung, bukan sebagai penyebab kanker.
    Beberapa ahli berpendapat, ulkus gastrikum bisa menyebabkan kanker. Tapi kebanyakan penderita ulkus dan kanker lambung, kemungkinan sudah mengidap kanker yang tidak terdeteksi sebelum tukaknya terbentuk.

    Helicobacter pylori, kuman yang memegang peranan penting dalam ulkus duodenalis, juga bisa berperan dalam terjadinya kanker lambung.

    Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat.
    Kanker mungkin terjadi bersamaan dengan jenis polip tertentu, yaitu polip yang lebih besar dari 1,8 cm atau polip yang jumlahnya lebih dari 1.

    Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
    Faktor-faktor ini meliputi :
    - asupan garam yang tinggi
    - asupan karbohidrat yang tinggi
    - asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi
    - asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
    Tetapi tidak satupun dari faktor-faktor tersebut yang telah terbukti menyebabkan kanker.

    GEJALA
    Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan.
    Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung.

    Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral.

    Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya.
    Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).

    Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut.

    Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
    Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas.
    Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.

    DIAGNOSA
    Gejala kanker lambung bisa dikelirukan dengan tukak lambung.
    Bila gejala tidak hilang setelah penderita minum obat untuk ulkus atau bila gejalanya meliputi penurunan berat badan, maka dicurigai suatu kanker lambung.

    Pemeriksaan rontgen yang menggunakan barium untuk menandai perubahan di permukaan lambung sering dilakukan, tetapi jarang bisa menemukan kanker lambung yang kecil dan dalam stadium awal.

    Endoskopi adalah prosedur diagnostik yang paling baik karena :
    - memungkinkan dokter melihat lambung secara langsung
    - bisa mencari adanya Helicobacter pylori, kuman yang berperan dalam kanker lambung
    - bisa mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.

    PENGOBATAN
    Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi.

    Bila karsinoma ditemukan di dalam lambung, pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.
    Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening di dekatnya ikut diangkat.

    Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup.
    Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
    Hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada karsinoma. Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh total.

    PENCEGAHAN
    Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker perut, jadi tidak ada cara untuk mencegahnya. Tetapi Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kanker perut dengan membuat perubahan kecil kehidupan sehari-hari Anda. Sebagai contoh, cobalah untuk:
    1. Makan lebih banyak buah dan sayuran. Cobalah untuk memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam makanan setiap hari. Memilih berbagai jenis buah-buahan dan sayuran berwarna.
    2. Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang anda makan. Lindungi perut Anda dengan membatasi makanan ini. Coba dengan bumbu dan cara lain untuk penyedap makanan yang tidak menambahkan natrium.
    3. Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Merokok meningkatkan risiko kanker perut, dan juga banyak jenis kanker lainnya. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga mintalah bantuan dokter.
    4. Tanyakan kepada dokter Anda tentang risiko kanker perut. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko kanker perut, seperti anemia, maag dan perut polip. Jika Anda telah didiagnosa dengan salah satu kondisi tersebut, tanyakan kepada dokter bagaimana ini mempengaruhi risiko kanker perut. Bersama Anda dapat mempertimbangkan periodik endoskopi untuk mencari tanda-tanda kanker perut. Tidak ada pedoman untuk menentukan siapa yang harus menjalani skrining untuk kanker lambung di Amerika Serikat. Tetapi dalam beberapa kasus, Anda dan dokter Anda dapat memutuskan risiko Anda cukup tinggi bahwa manfaat dari skrining lebih besar daripada potensi resiko.

    Kanker Kerongkongan


     
    DEFINISI
    Tumor non-kanker yang paling sering terjadi di kerongkongan adalah leiomioma, suatu tumor dari otot polos. Ramalan penyakitnya (prognosis) baik sekali.

    Kanker kerongkongan yang paling sering ditemukan adalah karsinoma, baik karsinoma sel skuamosa (karsinoma epidermoid) maupun adenokarsinoma.
    Kanker kerongkongan lainnya adalah limfoma (kanker limfosit), leiomiosarkoma (kanker otot polos kerongkongan) dan kanker yang berasal dari bagian tubuh lainnya.

    Kanker bisa terjadi di bagian manapun dari kerongkongan.
    Bisa muncul sebagai suatu penyempitan dari kerongkongan, suatu benjolan atau suatu daerah datar yang abnormal (plak).

    PENYEBAB
    Kanker kerongkongan lebih sering terjadi pada orang yang :
    - kerongkongannya telah menyempit karena mereka pernah menelan larutan basa kuat, misalnya cairan untuk pembersih
    - menderita akalasia (keadaan dimana katup kerongkongan bagian bawah gagal membuka)
    - memiliki sumbatan di kerongkongan, misalnya selaput kerongkongan
    - menderita kanker kepala dan leher.

    Merokok dan penggunaan alkohol juga meningkatkan resiko terjadinya kanker kerongkongan, terutama karsinoma sel skuamosa.
    Pada beberapa penderita, perubahan lapisan kerongkongan merupakan tanda pertama dari kanker. Perubahan ini terjadi setelah iritasi kerongkongan menahun oleh asam atau empedu.

    GEJALA
    Karena kanker kerongkongan cenderung menyumbat jalannya makanan, maka gejala awalnya biasanya berupa kesulitan menelan makanan padat.
    Setelah beberapa minggu, keadaan ini berkembang dan penderita akan mengalami kesulitan dalam menelan makanan lunak dan kemudian cairan. Akibatnya berat badannya menurun.

    DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan foto rontgen yang disebut barium meal. Penderita menelan larutan barium radioopak sehingga akan tampak pada foto rontgen kerongkongan, yang menandai daerah penyumbatan.

    Daerah abnormalnya juga sebaiknya diperiksa dengan endoskopi.
    Selama endoskopi diambil contoh jaringan kerongkongan untuk pemeriksaan mikroskopis (biopsi) dan untuk pemeriksaan sitologi (brush cytology).

    PENGOBATAN
    Kurang dari 5% penderita kanker kerongkongan bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Banyak yang meninggal dalam waktu 1 tahun setelah gejala pertama timbul.

    Kemoterapi tidak menyembuhkan kanker kerongkongan, tapi bila digunakan baik sendiri maupun bersamaan dengan terapi penyinaran, dapat menurunkan gejala dan memperpanjang harapan hidup.

    Pembedahan untuk mengangkat tumor, bila masih memungkinkan, bisa mengurangi gejala untuk sementara, tapi jarang menyembuhkan.

    Pengobatan lain yang bisa meringankan gejala adalah:
    - melebarkan daerah yang menyempit
    - memasukan tabung untuk menjaga supaya kerongkongan tetap terbuka
    - bypass tumor dengan menggunakan sepotong usus - terapi laser untuk menghancurkan jaringan kanker yang menyumbat kerongkongan.

    PENCEGAHAN
    Terbukti tidak ada cara untuk mencegah terjadinya kanker kerongkongan. Namun, untuk mengurangi risiko kanker kerongkongan, Anda dapat:
    1. Berhenti merokok atau tidak mulai merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Berhenti merokok bisa sangat sulit, sehingga perlu mendapatkan beberapa bantuan. Dokter Anda dapat mendiskusikan manfaat dan risiko dari banyak berhenti merokok strategi, seperti obat-obatan, produk pengganti nikotin dan konseling.
    2. Minum alkohol hanya dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Bagi perempuan dan orang dewasa yang lebih tua, ini berarti satu gelas per hari. Bagi laki-laki, sedang minum berarti tidak lebih dari dua gelas per hari.
    3. Pilih makanan sehat penuh dengan buah-buahan dan sayuran. Vitamin dan antioksidan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mengurangi resiko kanker kerongkongan. Makan berbagai buah-buahan dan sayuran berwarna.
    4. Berhati-hatilah di sekitar bahan kimia. Ketika bekerja dengan bahan kimia, baik di pekerjaan atau di sekitar rumah Anda, dengan hati-hati ikuti petunjuk penggunaan. Hindari menghirup uap kimia berbahaya. Perbaiki ventilasi ruangan tempat Anda bekerja dan pakai masker hidung dan mulut Anda.

    Bronkientasis (Bronchiectasis)

    Bronkientasis (Bronchiectasis)
     
    DEFINISI
    Bronkiektasis (Bronchiectasis)adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar.

    Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya.
    Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.

    Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan parut dan menyempit.
    Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).

    Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan.
    Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi saluran pernafasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari:
    - sel penghasil lendir
    - sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernafasan
    - sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.

    Struktur saluran pernafasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernafasan sesuai kebutuhan.
    Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.

    Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang.
    Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil.
    Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus.

    Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru.
    Pada kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.

    Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat menyebabkan batuk darah.
    Penyumbatan pada saluran pernafasan yang rusak dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.

    Sistem pernafasan

    PENYEBAB
    Bronkiektasis bisa disebabkan oleh:
    1. Infeksi pernafasan
      - Campak
      - Pertusis
      - Infeksi adenovirus
      - Infeksi bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza
      - Tuberkulosa
      - Infeksi jamur
      - Infeksi mikoplasma

    2. Penyumbatan bronkus
      - Benda asing yang terisap
      - Pembesaran kelenjar getah bening
      - Tumor paru
      - Sumbatan oleh lendir

    3. Cedera penghirupan
      - Cedera karena asap, gas atau partikel beracun
      - Menghirup getah lambung dan partikel makanan

    4. Keadaan genetik
      - Fibrosis kistik
      - Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener
      - Kekurangan alfa-1-antitripsin

    5. Kelainan imunologik
      - Sindroma kekurangan imunoglobulin
      - Disfungsi sel darah putih
      - Kekurangan koplemen
      - Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa

    6. Keadaan lain
      - Penyalahgunaan obat (misalnya heroin)
      - Infeksi HIV
      - Sindroma Young (azoospermia obstruktif)
      - Sindroma Marfan.
    GEJALA
    Gejalanya bisa berupa:
    - batuk menahun dengan banyak dahak yang berbau busuk
    - batuk darah
    - batuk semakin memburuk jika penderita berbaring miring
    - sesak nafas yang semakin memburuk jika penderita melakukan aktivitas
    - penurunan berat badan
    - lelah
    - clubbing fingers (jari-jari tangan menyerupai tabuh genderang)
    - wheezing (bunyi nafas mengi/bengek)
    - warna kulit kebiruan
    - pucat
    - bau mulut.

    DIAGNOSA
    Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, biasanya di paru-paru bagian bawah akan terdengar suara ronki.

    Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
  • Rontgen dada

  • CT scan dada

  • Biakan dahak

  • Hitung jenis darah

  • Pemeriksaan keringat atau pemeriksaan fibrosis kistik lainnya

  • Analisa serum immunoglobulin

  • Serum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus)

  • Tes PPD untuk infeksi TBC.


  • PENGOBATAN
    Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernafasan serta mencegah komplikasi.

    Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak.
    Seorang terapis pernafasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif.

    Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator Dan ekspektoran.

    Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.

    PENCEGAHAN
    Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka kejadian bronkiektasis.

    Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu.
    Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.

    Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit.

    Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.

    Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.

    Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya penyakit.

    Masuknya benda asing ke saluran pernafasan dapat dicegah dengan:
    - memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya
    - menghindari kelebihan dosis obat dan alkohol
    - mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).

    Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.

    Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.