Rabu, 05 Oktober 2011

06 Oktober 2011

Bagiku, seorang teman yang datang tiba-tiba dan membawa kabar baik adalah lebih indah daripada sahabat lama yang tiap hari berkunjung ke pelabuhan hati akan tetapi selalu menyisakan kepedihan dan kepahitan.

Pagi ini aku mendapatkan seorang sahabat baru, yang betul2 membuat aq tersenyum, akan tetapi aku juga langsung berempati akan kejadian yang menimpanya.

Itulah hati, tidak akan ada yang mengetahui tentang rahasia hati yang sudah digarisi oleh sang Pemilik hati. Ialah Illahi Rabbi yang selalu menumbuhkan kecintaan, kebahagiaan, dan keabadian dalam kesenangan hidup.

Ketenangan hati, ya, itulah yang ingin semua orang dapatkan. Namun tidak semua orang dapat memaknai apa arti ketenangan itu dalam konteks perasaan dan logika.

Satu pesanku, selalulah memperbaiki, memantaskan diri, sehingga dirimu akan menjadi pantas mendampingi sesorang yang kau cinta...



*Relung hati

04 Oktober 2011

Rembulan...
Aku ingin bercerita tentang sesuatu. Sesuatu yang sungguh membuat siapapun yang mendengarnya menjadi kelu.


Rembulan...
Apa yang kurasa ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Aku harus bagaimana?

Rembulan...
Jika aku mampu menggapaimu, aku pasti sudah duduk dalam pangkuan hangatmu. Bercerita tentang indahnya cinta dan kasih sayang.

Rembulan...
Salahkah aku jika memberikan tetesan madu pada serbuk yang mewangi? Padahal aku sungguh yakin akan tetesan ini. Sungguh pasti dan nyata.

Rembulan...
Tahukah kau betapa pilunya hatiku ketika mendengar kalimat itu. Kalimat yang sungguh menusuk dan menghunus pita suara dalam kerongkongan hingga membuatku tak lagi bisa berkata.

Rembulan...
Bolehkah aku meminta sesuatu? Janganlah pernah bersedih ketika kau melihat air mataku turun ke bumi. Kerana aku akan sangat lega mengeluarkan emosi itu.

Rembulan... Berikanlah padaku keajaiban. Keajaiban pada malam ini.




Relung Hati