Rabu, 20 April 2011

Tafakur di Liang Perih Bumi


Tafakur di Liang Perih Bumi
Oleh : Ayuu Feat Ayuu

Aku menangkup hari diatasmu
Meretas diatas sunyi
Dan berharap kelu segera pergi
Untuk memotong waktu

Harapku untuk selalu menjagamu
Didukung indahnya cakrawala
Yang tega memotong waktu
Dalam cekau segala peristiwa

Kesedihanku makin mendalam
Sejak kuketahui nasibmu kini
Menjadi pijakan bagi pemuda – pemudi
Yang buat onar diatasmu “Bumi”

Tubuhmu makin menua
Usiamu makin renta
Tawamu nyaris tak ada
Senyummu hilang terkubur nestapa

Pertumpahan darah mengalir deras di atasmu
Kini aku hanya bisa menatap
Sungai yang menghitam
Laut yang membusuk


Ombak lautan murka
Tsunami bergelung di tiap benua
Kini… Apa yang kau pikirkan kawan?
Masihkah ingin memporak-porandakan bumi?

Di anjung malam
Rembulan pun menangis
Menitikkan perih
Mereguk duka yang dalam

Di tubuh subuh yang teduh
Pepohonan menangis
Bersama angin yang berhembus
Diikuti kumandang Azdan

Ya Rabbi Sang Penguasa Alam
Hamba membingkai rindu pada bumi-MU
Dengan retak sujud di dahi
Hamba menadah purnama tersenyum untuk bumi.


Jakarta, 14 April 2011 ; 20:04 WIB
Ditulis Ba'da Shalat Isya malam ini oleh : Ayuu Feat Ayuu

Sepetak Harap untuk Bumi


Sepetak Harap untuk Bumi

oleh : Ayuu Feat Ayuu

Segulung tisu waktu
Erap kali kukenakan tuk hapus air mata
Pada bumi yang kerap keriputku
Entah kapan berakhirnya kepedihan ini
Tidakkah kau tahu kawan!
Awan-awan enggan bercengkrama dengan angin
Kerana udara yang tak lagi bersih di hirup
Hingga bangkai polusi menusuk paru-paru
Aku membatu pada taman halaman
Riuh resah kudengar sayup-sayup dari pepohon yang akan di tebang
Aku pilu mendengar rintihan tumbuhan
Perih hatiku bermimpi tentang Tsunami, banjir dan gempa
Untuk itu aku menulis syair ini
Nan hening kuperntukkan pada bumi
Tanpa ada kesyahduan dalam menulisnya
Ungkapan ini kerana ku terlalu pedih
Ketika melihat bumiku porak-poranda
Bumiku tak layak lagi sepert dulu
Uhhhhh!
Manusia! Apa yang kalian perbuat?
Inilah dampak dari ekosistem yang telah kau rusak


Jakarta, 15 April 2011 ; 08:34 WIB
Ditulis Ba'da Shalat Dhuha pagi ini oleh : Ayuu Feat Ayuu


PERAHU BINTANGKU


Perahu Bintangku
Oleh: Ayuu Feat Ayuu

Andai aku masih bisa menatap perahu bintangku di sembah malam
Aku pasti akan menunggu di sepertiga malam bersama tahajud
Andai perahu bintangku tak cepat pergi meninggalkanku
Aku pasti masih menghirup udara sendu pagi beraroma bunga

Bagiku, bintangku tak benar-benar pergi jauh dariku
Bintangku tetap berada di peraduanNya dengan tenang
Bersama para malaikat dan Dzat Yang Maha Tinggi
Berbekal senyuman, dan selalu memandangiku yang hidup di bumi

Cepat atau lambat aku akan bertemu dan naik ke perahu bintangku
Cukup aku bersama nyawaku kesana menepis kerinduan yang dalam
Cinta dan rinduku pada bintang tak bisa lagi bersama menyemah impian
Cahayanya lah yang masih mungkin aku nikmati dalam alam mimpi

Dengarkanlah aku wahai bintangku!
Disini aku menanti asinnya kesunyian tuk bersamamu lagi
Dengan menyemburatkan makna yang kulantunkan dalam ayat Qur’an
Desahan tangis hatiku tak kuasa tuk menahan rindu bertemu denganmu

Engkau selalu menemaniku di setiap tahajudku
Engkau juga menghiasi hidupku dengan petuah-petuahmu dulu
Engkau ajari aku menjadi anak yang berbekal budi dan ilmu
Engkau juga melatihku mendayuh angin yang tinggi

Ya Allaaah…

Aku rindu pada bintangku! Sangat rindu padanya
Allaaaahhh… Pertemukanlah aku dengan bintangku kelak
Aku ingin bintangku melihat prestasi-prestasi yang kuraih
Aku merindukan sosok bintang yang hadir menemaniku menyemai rindu

Ya Allaaah…

Bawalah pergi aku bersamanya kelak di syurga nanti
Berikanlah aku dan bintangku tempat dimana kita dapat bersama lagi
Bak dayu-dayuan angin yang bahagia bersama Ayahnya
Begitu pula dengan dedaunan yang menantikan terbitnya fajar

Ya Allaaah…

Ceritakanlah pada bintangku di atas perahu milikmu
Ceritakanlah tentang kerinduanku padanya
Ceritakanlah senandung sepiku ketika aku harus sendiri tanpanya
Ceritakanlah itu semua

Ya Allaaah…

Disini… Aku bersama Ibunda selalu meridumu bintangku
Dengan kehangatan yang bahang, kami selalu mendoakanmu
Di sepertiga malam, kami selalu bangun mengirim setangkai Al-Fatehah
Dengan lantunan riuh, penuh rindu, cinta dan kasih sayang

Ya Allaaah…
Engkaulah pemilik nyawa yang bertahta nafas ini
Engkau yang tahu bahwa rinduku bertakung melahirkan ombak
Engkaulah pencipta diri yang menimbun banyak khilaf
Engkaulah Maha dari Maha Penyayang

Di akhir sajakku…
Aku meminta…
Pertemukanlah aku dengan bintangku…
Meski hanya dalam buaian mimpi…


-----------------------------------------------
Ket:
Bintang yg dimaksud : Alm. Ayahku

Ditulis di ceruk waktu oleh Ayuu Feat Ayuu
Jakarta, 19 April 2011 ; 16:46 WIB