Tuhanku, wahai sumber segala cahaya.
Engkau lihat sebenarnya yang kami cintai di kala kami berpandangan satu sama lain.
Yang kami cintai adalah cahaya-Mu juga dan bekas tangan-Mu atas tanah liat.
Dan di kala kami mabuk, maka tak ada yang membuat kami mabuk selain hembusan ruh-Mu.
juga yang telah Engkau hembuskan pada kami
Dan tak ada yang kami amati pada setiap yang indah selain wajah-Mu.
Dan setiap tangan yang menyembuhkan dan setiap ciuman kasih tak lain hanyalah juru bahasa rahmat-Mu jua.
Namun kenapakah, ya Tuhanku...
Kami sesat di lembah-lembah.
Kami bercerai berai di berbagai jalan..
lalu kami keluar dari nama-Mu menuju nama-nama kami.
Lalu kami penjarakan diri kami sendiri dalam dada ini.
Atau kami tersesat pada leher itu.
Atau kami berpindah pada kedua mata itu.
Lalu tangan-tangan kami meraba-raba nisan-nisan kubur.
Dan terbayang pula pada kami bahwa kami telah mencapai penghabisan.
Padahal kami baru sampai pada bungkus dan menyentuh kulit kerang.
Adapun mutiara yang terdapat di dalam kerang cahaya yang tersimpan di lubuk hati.
Rahasia yang terdapat di dalam mata.
Maka yang kami dapatkan hanyalah sekedar kedekatan,
pengamatan dan penampakan dari jalan dimana kami tak bisa sampai,
Tak bisa pulang berpautan, tak bisa berpisah dan tak bisa pula memperoleh.
Bahkan dalam puncak perasaan Maka datanglah ketidaksadaran itu.
Kegaiban yang sadar itu.
Serta kemabukkan yang menenggelamkan itu.
Yaitu ketika kami hampir saja berada sedekat dua busur.
Atau lebih dekat lagi dari bertemunya rahasia dengan rahasia.
Sesungguhnya yang dicintai hanyalah Engkau semata.
Kemana saja hati orang yang mencinta menghadap.
Dan Engkau sematalah yang disembah.
Ke mana saja pandangan orang yang menyembah menghadap.
Dan Engkau sematalah yang memberi rezeki, meski banyak tangan yang memberi.
Sesungguhnya semua lampu mengambil cahayanya dari cahaya-Mu.
Setiap lampu mengambil dari-Mu sesuai dengan kebeningannya.
Akan tetapi pada asalnya pemberian itu dari-Mu
Keindahan dari-Mu Dan cahaya pun dari-Mu pula.
Mahasuci Engkau, tiada sekutu bagi-Mu.
Mahasuci Engkau, dan segala puji untuk-Mu.
Mahasuci Engkau, dan segala cinta kepada-Mu.
Mahasuci Engkau, aku tiada mengecup selain tangan-tangan-Mu
Dan aku tiada mencium selain wajah-Mu
Dan aku tiada menyucikan selain cahaya kedua mata-Mu.
Dan jika pada suatu saat aku mengucapkan sebuah nama selain nama-Mu
Maka hal itu tak lain adalah kesesatan lidah belaka dalam membaca
Kesesatan mata tentang tanda-tanda dan bacaan setan karena kekeliruan kelopak mata.
Hal itu tak lain adalah pukulan pada tirai-tirai.
Kecupan pada kubur-kubur.
Ciuman pada nisan-nisan.
Serta kelalaian tabiat tentang hakikat.
Ya Tuhanku, Aku memohon pada-Mu..
Dengan nama-Mu Yang Rahman dan Rahim,
Selamatkanlah aku dari mataku, sehingga Engkau tidak menjadikan aku melihat segala sesuatu...
Melainkan dengan mata-Mu jua.
Dan selamatkanlah aku dari tanganku, sehingga Engkau tidak menjadikan aku mengambil dengan tanganku..
Melainkan dengan tangan-Mu jua.
Dan dengan tangan-Mu itu Engkau kumpulkan aku dengan orang yang aku cintai pada tempat keridhaan-Mu.
Disanalah cinta sejati, dan di sanalah aku dapat mengatakan.
Sesungguhnya Engkau telah memilihkan.
Karena sesungguhnya hanya Engkaulah jua yang memilihkan.
Engkau pula semata-mata yang melebihkan segala pilihan.
Dan memberkahi segala kemerdekaan.
Engkaulah kemerdekaan dan dari-Mu-lah kemerdekaan dan dengan-Mu-lah kemerdekaan.
Engkaulah cinta dan dari-Mu-lah cinta dan dengan-Mu-lah cinta.
Engkau yang hak dan hakikat..
Selain itu semuanya adalah kubur-kubur, nisan-nisan, kayu-kayu, tanah liat, batu-batu, bulu-bulu mata, mata-mata, ruang-ruang dan berhala-berhala yang menyembah kepada berhala-berhala lainnya.
Ya Tuhanku, Jangan Engkau biarkan aku dalam kegelapan.
Di mana aku mengecup batu-batu, Memeluk tanah liat dan menyembah patung.
Dengan bibir setan kukecup benda-benda ini.
Sedang aku mengira bahwa itu adalah bibirku sendiri.
Dan dengan lengan-lengan setan aku memeluk.
Sedang aku menyangka bahwa lengan-lengan itu adalah lengan-lenganku sendiri.
Aku bersumpah kepada-Mu dengan kelemahanku dan kekuatan-Mu.
Aku bersumpah kepada-Mu dengan ketidakberdayaanku dan kekuasaan-Mu.
Tidakkah Engkau memberikan padaku.
Jalan keluar dari kegelapanku ini menuju cahayaku,
Dan dari cahayaku menuju cahaya-Mu.
Engkau lihat sebenarnya yang kami cintai di kala kami berpandangan satu sama lain.
Yang kami cintai adalah cahaya-Mu juga dan bekas tangan-Mu atas tanah liat.
Dan di kala kami mabuk, maka tak ada yang membuat kami mabuk selain hembusan ruh-Mu.
juga yang telah Engkau hembuskan pada kami
Dan tak ada yang kami amati pada setiap yang indah selain wajah-Mu.
Dan setiap tangan yang menyembuhkan dan setiap ciuman kasih tak lain hanyalah juru bahasa rahmat-Mu jua.
Namun kenapakah, ya Tuhanku...
Kami sesat di lembah-lembah.
Kami bercerai berai di berbagai jalan..
lalu kami keluar dari nama-Mu menuju nama-nama kami.
Lalu kami penjarakan diri kami sendiri dalam dada ini.
Atau kami tersesat pada leher itu.
Atau kami berpindah pada kedua mata itu.
Lalu tangan-tangan kami meraba-raba nisan-nisan kubur.
Dan terbayang pula pada kami bahwa kami telah mencapai penghabisan.
Padahal kami baru sampai pada bungkus dan menyentuh kulit kerang.
Adapun mutiara yang terdapat di dalam kerang cahaya yang tersimpan di lubuk hati.
Rahasia yang terdapat di dalam mata.
Maka yang kami dapatkan hanyalah sekedar kedekatan,
pengamatan dan penampakan dari jalan dimana kami tak bisa sampai,
Tak bisa pulang berpautan, tak bisa berpisah dan tak bisa pula memperoleh.
Bahkan dalam puncak perasaan Maka datanglah ketidaksadaran itu.
Kegaiban yang sadar itu.
Serta kemabukkan yang menenggelamkan itu.
Yaitu ketika kami hampir saja berada sedekat dua busur.
Atau lebih dekat lagi dari bertemunya rahasia dengan rahasia.
Sesungguhnya yang dicintai hanyalah Engkau semata.
Kemana saja hati orang yang mencinta menghadap.
Dan Engkau sematalah yang disembah.
Ke mana saja pandangan orang yang menyembah menghadap.
Dan Engkau sematalah yang memberi rezeki, meski banyak tangan yang memberi.
Sesungguhnya semua lampu mengambil cahayanya dari cahaya-Mu.
Setiap lampu mengambil dari-Mu sesuai dengan kebeningannya.
Akan tetapi pada asalnya pemberian itu dari-Mu
Keindahan dari-Mu Dan cahaya pun dari-Mu pula.
Mahasuci Engkau, tiada sekutu bagi-Mu.
Mahasuci Engkau, dan segala puji untuk-Mu.
Mahasuci Engkau, dan segala cinta kepada-Mu.
Mahasuci Engkau, aku tiada mengecup selain tangan-tangan-Mu
Dan aku tiada mencium selain wajah-Mu
Dan aku tiada menyucikan selain cahaya kedua mata-Mu.
Dan jika pada suatu saat aku mengucapkan sebuah nama selain nama-Mu
Maka hal itu tak lain adalah kesesatan lidah belaka dalam membaca
Kesesatan mata tentang tanda-tanda dan bacaan setan karena kekeliruan kelopak mata.
Hal itu tak lain adalah pukulan pada tirai-tirai.
Kecupan pada kubur-kubur.
Ciuman pada nisan-nisan.
Serta kelalaian tabiat tentang hakikat.
Ya Tuhanku, Aku memohon pada-Mu..
Dengan nama-Mu Yang Rahman dan Rahim,
Selamatkanlah aku dari mataku, sehingga Engkau tidak menjadikan aku melihat segala sesuatu...
Melainkan dengan mata-Mu jua.
Dan selamatkanlah aku dari tanganku, sehingga Engkau tidak menjadikan aku mengambil dengan tanganku..
Melainkan dengan tangan-Mu jua.
Dan dengan tangan-Mu itu Engkau kumpulkan aku dengan orang yang aku cintai pada tempat keridhaan-Mu.
Disanalah cinta sejati, dan di sanalah aku dapat mengatakan.
Sesungguhnya Engkau telah memilihkan.
Karena sesungguhnya hanya Engkaulah jua yang memilihkan.
Engkau pula semata-mata yang melebihkan segala pilihan.
Dan memberkahi segala kemerdekaan.
Engkaulah kemerdekaan dan dari-Mu-lah kemerdekaan dan dengan-Mu-lah kemerdekaan.
Engkaulah cinta dan dari-Mu-lah cinta dan dengan-Mu-lah cinta.
Engkau yang hak dan hakikat..
Selain itu semuanya adalah kubur-kubur, nisan-nisan, kayu-kayu, tanah liat, batu-batu, bulu-bulu mata, mata-mata, ruang-ruang dan berhala-berhala yang menyembah kepada berhala-berhala lainnya.
Ya Tuhanku, Jangan Engkau biarkan aku dalam kegelapan.
Di mana aku mengecup batu-batu, Memeluk tanah liat dan menyembah patung.
Dengan bibir setan kukecup benda-benda ini.
Sedang aku mengira bahwa itu adalah bibirku sendiri.
Dan dengan lengan-lengan setan aku memeluk.
Sedang aku menyangka bahwa lengan-lengan itu adalah lengan-lenganku sendiri.
Aku bersumpah kepada-Mu dengan kelemahanku dan kekuatan-Mu.
Aku bersumpah kepada-Mu dengan ketidakberdayaanku dan kekuasaan-Mu.
Tidakkah Engkau memberikan padaku.
Jalan keluar dari kegelapanku ini menuju cahayaku,
Dan dari cahayaku menuju cahaya-Mu.
Mahasuci Engkau. Tiada Tuhan melainkan Engkau. Tiada Tuhan melainkan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar