Ya Allah...
Aku bosan mengeluh akan keadaanku ini. Keadaan yang Engkau ciptakan
adalah untuk sebaik-baik makhluk. Kau beri aku kekurangan, tapi ketika
kutanya kawan-kawan ternyata aku punya kelebihan. Maka, tak ada alasanku
mengumbar kekurangan dan mencaci kelemahan.
Ya Allah...
Aku bosan mengeluh akan bentuk fisikku. Fisik yang engkau berikan padaku
adalah sebaik-baik bentuk. Aku tak Engkau berikan bagian tubuh yang
cacat. Aku pun masih dapat berfikir normal. Jika ku lihat di luar sana,
masih banyak yang Engkau berikan ujian berupa bentuk fisik yang tak
sempurna. Mereka mampu tersenyum, menjadikanku malu untuk mengeluh.
Ya Allah...
Aku bosan mengeluh akan hidupku. Karena yang Engkau titipkan adalah
yang aku butuhkan. Jika aku berkata bahwa ini kurang dan itu kurang,
sebenarnya adalah nafsuku yang berkata.
Ya Allah...
Aku
bosan mengeluh tentang semua. Karena ketika aku mengeluh, maka akan
terlontar perkataan-perkataan buruk yang aku tau bahwa perkataan
sejatinya adalah doa. Maka jika aku mengeluh, sesungguhnya aku telah
menciptakan boomerang untuk diriku sendiri.
Ya Allah...
Aku
bosan mengeluh. Setelah ku pahami, kasih sayangMu yang tak terhingga.
PemberianMu yang mengalir deras bak aliran sungai. Aku malu jika aku
mengeluh. Aku seolah menjadi makhluk yang tak pernah berterimakasih.
Ya Allah...
Aku bosan mengeluh. Keluhan-keluhan yang ku lontarkan pada setiap orang
yang ku temui akan menular menjadi keluhan-keluhan baru. Lalu, apa
gunanya aku hidup? Jika yang aku bisa tularkan bukanlah semangat tapi
selalu keluhan.
Ya Allah...
Aku bosan mengeluh.
Memperlihatkan segala resah dan gundah pada semua orang. Yang mungkin
tidak semua akan memahaminya, karena yang ku tahu masing-masing dari
mereka juga memiliki beragam masalah.
Ya Allah...
Aku bosan
mengeluh. Setelah ku sadari arti hadirMu. Bukan hanya suatu Dzat yang
menciptakan alam semesta, tapi Engkau adalah sebaik-baik kawan yang
selalu setia mendengar, memahami dan memberi solusi. Jadi, kepadaMu-lah
sepantasnya semua keluhan terlontar.
Ya Allah...
Aku bosan
mengeluh tatkala Engkau berikan apa yang bukan menjadi inginku. Karena
aku tahu, bahwa Engkau lebih tahu aku daripada diriku sendiri. Engkau
berikan ini meskipun terlihat buruk bagiku, tapi sebenarnya ada sesuatu
yang luar biasa jika ku pahami dan ku pikirkan.
Ya Allah...
Aku bosan mengeluh. Karena tiap kali aku mengeluh, tanpa sadar aku
telah mengejekMu secara tidak langsung. Mengejek ketidaksempurnaan
ciptaan-Mu. Padahal Engkaulah sebaik-baik pencipta. Aku berharap Engkau
tidak murka akan kelakuanku. Ampuni aku ya Rabb…
Ya Allah...
Aku bosan mengeluh. Tanpa sadar aku menjadi hamba yang kufur. Bisa saja
Engkau langsung binasakan aku, tapi Engkau Maha Pengasih dan Maha
Pengampun. Aku yang senantiasa membutuhkanMu bukan sebaliknya. Kau beri
aku kesempatan untuk memohon ampun.
"Dan sesungguhnya telah
Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah.
Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Luqman: 12)
"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (QS. Luqman: 17)
"Dan
Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya
mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji." (QS. Ibrahim: 8)
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman: 21)